5 Cara Mudah Kembali Langsing Setelah Melahirkan

Jakarta, Jangan izinkan tubuh tetap gemuk setelah melahirkan. Kembali langsing setelah melahirkan bisa dilakukan dengan cara mudah. Bagaimana caranya?

Berikut ini cara yang bisa Anda lakukan agar bisa kembali langsing setelah melahirkan, seperti dikutip dari Times of India, Selasa (19/2/2013):

1. Menyusui

Menyusui tidak hanya bagus untuk bayi namun juga bisa membantu ibu untuk menurunkan berat badan. Dokter meyakini menyusui bisa membakar sekitar 500 kalori setiap hari.

2. Minum Banyak Air

Minum setidaknya 10 sampai dengan 12 gelas air setiap hari sangat bagus. Sebab dengan minum air bisa membantu menyegarkan dan melangsingkan tubuh. Jika urine Anda berwarna kuning bisa jadi ini pertanda dehidrasi, jadi segeralah minum air banyak-banyak.

3. Makanan Seimbang

Setelah melahirkan, mungkin Anda tidak bisa buru-buru diet. Namun pastikan bahwa makanan yang Anda konsumsi adalah makanan sehat dan seimbang. Jangan lupakan buah-buahan, sayuran, daging tanpa lemak, ikan dan produk susu rendah lemak. 

4. Olahraga

Ada banyak cara mudah bagi ibu yang baru melahirkan untuk berolahraga. Tidak perlu pergi ke gym, namun Anda bisa berolahraga bersama bayi kecil Anda. Caranya pergilah berjalan-jalan bersama si kecil. Letakkan bayi Anda di kereta bayi atau gendonglah dia, dan pergilah jalan-jalan.

5. Makanlah Hanya Saat Lapar

Meski sedang menyusui, bukan alasan Anda bisa makan semaunya. Jangan tergoda untuk makan banyak gorengan. Meski begitu juga berarti Anda lewatkan waktu makan demi ingin cepat-cepat langsing. Sebaiknya rencanakan makan Anda dan makanlah makanan dengan jumlah kalori yang tidak berlebihan.

Meski berupaya langsing lagi setelah melahirkan namun jangan sampai program menurunkan berat badan ini malah bikin Anda stres. Menjadi langsing kembali akan terasa lebih mudah jika dilakukan sambil bersenang-senang dengan bayi Anda.
(vit/up)
 
Sumber: health.detik.com

'Jangan Duduk di Ranjang Pasien Saat Menjenguk ke Rumah Sakit'

Jakarta, Saat menjenguk keluarga atau teman di rumah sakit, tak jarang orang akan duduk di ranjang pasien. Meski pasien tak keberatan dan mengizinkannya, sebaiknya Anda tidak melakukan hal tersebut. Mengapa demikian?

"Jangan sekali-kali kalau jenguk pasien di rumah sakit Anda duduk di ranjangnya," tegas Dr Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum dan Humas Persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dalam acara konferensi pers 'Simposium Ilmiah Teknologi Mutakhir sebagai Perlindungan dari Kuman', di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (10/1/2013).

Menurut Dr Robert, rumah sakit adalah sarangnya penyakit. Duduk di ranjang pasien di rumah sakit sama artinya membuka peluang untuk tertular atau menularkan kuman penyakit.

Meski penyakit pasien yang dijenguk tidaklah menular, namun kontak fisik jarak dekat dan bersentuhan langsung dengan peralatan di rumah sakit akan mempermudah transmisi kuman yang menyebabkan infeksi nosokomial, yakni infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah sakit.

"Pertama nularin ke kita (pengunjung atau penjenguk) dan kedua membuat pasien tidak nyaman," tambah Dr Robert.

Rumah sakit merupakan breeding ground atau tempat berkembang biaknya kuman. Penularan kuman terjadi melalui cara:

1. Interaksi langsung maupun tidak langsung yang terjadi di rumah sakit, antara petugas medis kepada pasien, pasien satu kepada pasien lainnya, pasien kepada orang yang berkunjung.

2. Penularan melalui udara, misalnya saat bersin, batuk dan berbicara. Kontak jarak dekat antara kurang dari 60 cm-1 m dapat mempermudah transmisi ini.

3. Penularan melalui inhalasi, di mana bakteri ukuran kurang dari 5 mm dapat bertahan hidup di udara dalam jangka waktu panjang dan berpindah dengan jarak yang jauh.

Untuk mencegah infeksi nosokomial, pengunjung sebaiknya selalu memperhatikan kebersihan tangan. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pencuci tangan berbasis alkohol sebelum masuk dan keluar rumah sakit.

Selain itu, bila kondisi tubuh sedang tidak fit, misal sedang flu atau batuk, sebaiknya tidak mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk keluarga atau teman. Tidak hanya akan menularkan penyakit ke orang lain, tapi daya tahan tubuh yang sedang tidak fit juga memungkinkan Anda tertular infeksi lain di rumah sakit.(mer/vit)
 
sumber: health.detik.com

Pertama Kali Terbang Bersama Bayi? Ini 5 Tipsnya

Jakarta - Bagi sebagian pasangan muda yang baru memiliki bayi, naik pesawat tentu dihindari. Alasan tak mau repot pun berada di urutan pertama. Untuk itu, ikuti 4 tips berikut agar terbang bersama sang buah hati terasa nyaman.

Dilongok dari Fox News, Jumat (1/2/2013) inilah 5 tips jitu, agar Anda tidak kerepotan saat pertama kali naik pesawat bersama bayi:

1. Bawa makanan dan minuman untuk bayi

Sebelum berangkat, jangan lupa untuk menyiapkan makanan dan minuman yang sekiranya diperlukan bayi selama penerbangan. Simpan semuanya di dalam tas khusus bayi Anda agar mudah diperiksa petugas keamanan bandara dan mudah Anda ambil selama di kabin

Pastikan makanan bayi Anda cukup untuk selama penerbangan, selama transit dan untuk berjaga-jaga kalau pesawat delayed. Kalau butuh air untuk susu formula, beli air mineral setelah melewati pemeriksaan keamanan menuju ruang boarding. Air di pesawat kurang baik untuk bayi.

2. Susun semua barang yang rapi

Setelah semua keperluan bayi Anda siap, susunlah bawaan ini dengan rapi di dalam tas. Pastikan semua barang tidak tergeletak sembarang di dalam tas, dan telah disusun dengan teratur. Posisikan benda yang paling penting di paling atas agar memudahkan Anda untuk mengambilnya. 

Lebih baik lagi jika Anda menyimpan tiap barang dalam kantung masing-masing. Misalnya, perlengkapan makan, minum dan pakaian disimpan di satu tempat kecil yang terpisah. Kemudian, masukkan semuanya di dalam satu tas besar. Ingat, jangan bawa mainan terlalu banyak.

3. Bawa baju ganti

Jangan lupakan baju ganti, celana ganti dan popok ganti untuk bayi Anda. Tapi, Anda juga perlu baju ganti, menyiapkan makanan, minuman, ganti popok selama penerbangan, sangat mungkin membuat baju Anda ikut kotor.

4. Susui anak ketika terbang dan mendarat

Perubahan tekanan udara yang terlalu cepat ketika lepas landas dan mendarat bisa menimbulkan rasa sakit di telinga. Hal ini paling sering dialami oleh anak kecil terutama bayi, kemudian tangis pun tak bisa dihindari. Jika si kecil terbangun, sebaiknya susui anak Anda saat lepas landas dan mendarat. Ini terbukti membantu mengurangi rasa sakit telinga pada bayi.

5. Pesan kursi lebih

Meski anak di bawah 2 tahun atau bayi diperbolehkan untuk duduk satu kursi bersama sang ibu, tapi sebaiknya Anda membeli satu kursi lebih. Di kursi ini, para orangtua bisa meletakkan aneka barang keperluan bayi. Jika budget Anda terbatas, coba pilih duduk di jendela atau di belakang, biasanya suka ada ada bangku kosong yang bisa dipakai untuk bayi Anda

Tidak hanya itu, jika Anda memiliki kursi duduk khusus bayi yang biasa dipakai di mobil, dibawa saja ke pesawat. Ini tentu menambah kenyamanan Anda saat terbang bersama bayi, karena tak perlu repot memangku.

 

sumber: Putri Rizqi Hernasari - detiktravel